1 Jun 2013

Sinopsis : Film Hanya Kerudung Sampah

9 komentar



Genre Drama Produksi bedasinema pictures 2013  Release  29 September 2013 Durasi 50 menit Produser Suwandi Basyir Sutradara  Humar Hadi  Penulis Skenario Rizal Rais, Humar Hadi  Pemain RN. Azizah M, Abie Jie Assegaf, Bismo Satrio, Mikoyanoferdi, Rena Yessyca, Andre M Addin, Virliyanti Putri  Director Of Photography Koharo  Editor Irsan Bagaz Doank  Original Soundtrack “Hanya Kerudung Sampah” by Mega, “Diamku” by Inikamie Band  Follow Twitter @bedasinema


Kisah di awali oleh seorang mahasiswi bernama Salma (RN. Azizah M) yang tinggal di sebuah kos-kosan di Jakarta. Salma adalah mahasiswi sastra prancis yang sangat prinsipil, termasuk busana yang dikenakan hingga teman pergaulannya. Salma sangat tegas dengan apapun yang menurutnya itu menyimpang dari apa yang ia pahami. Hingga suatu malam dia dipertemukan dengan dua orang waria yang ingin mendekatinya. Merasa tidak nyaman dan takut, dia menjauh dan melemparkan tatapan sinis. Tidak berhenti di situ, sang waria melabraknya dengan cibiran pedas.

Entah kenapa, peristiwa singkat itu membekas dalam ingatan Salma, terlebih ketika dia menemukan sebuah diary usang di kamar kos-nya, penghuni sekian tahun silam yang dulu menyewa kamarnya. Buku diary itu diberi judul oleh pemiliknya “Catatan persahabatan kami ; aku, waria, dan mantan pecandu merindu Tuhan” Ketika Salma membuka lembar demi lembar catatan itu, di sanalah dia menemukan sesuatu yang membuat hatinya tersentak.

Diulas ke-10 tahun silam, ketika peristiwa dalam diary itu terjadi. Ada tiga sahabat dalam catatan itu : Pingkan (Bismo Satrio), waria yang menjual seks demi membiayai kehidupan keluarganya di kampung; Rio (Abie Jie Assegaff), mantan pecandu narkoba dan pengidap positif HIV yang tidak diterima keluarganya; dan Bayu (Mikoyanoferdi), pecinta sesama jenis. Ketiganya disatukan karena latar belakang keabnormalan tersebut. Namun, konflik batinlah yang menuntun mereka berusaha mencari jalan keluar menuju “kenormalannya”. Pada akhirnya, masing-masing karakter bertanya pada diri masing-masing. Apakah profesi waria dibenarkan sekalipun itu untuk menyambung hidup? Tidakkah lebih indah jika seorang lelaki mencintai wanita, bukan lelaki sesama lelaki? Harus diakui bahwa seburuk apapun pilihan hidup yang ditempuh, setiap insan mendambakan kehidupan masa depan yang lebih baik.

Salma terperangah, ketika ia bertemu dengan tamu misterius yang membuatnya makin tersentak hebat.

Film ini bukanlah pembenaran tentang hakekat waria, sekalipun segala karakter yang melibatkannya identik dengan dunia waria: penjual seks, cinta sesama jenis dan HIV. Justru ini adalah portrait bahwa hal semacam ini ada dan hidup di masyarakat. Sutradara mengambilnya sebagai latar dan menuntun agar penonton berharap ending cerita tersebut menempatkan tiap orang pada fitrah-Nya, sekaligus pertanyaan balik kepada penonton, benarkah kerudung yang dikenakan sekarang sudah mencerminkan nilai-nilai Islami?

Jika Anda masih penasaran klik official trailer film #HKS http://youtu.be/xFUzpaAdpTI, dan tunggu saja saat launching filmnya 29 September 2013 nanti.(DG KARIM).
Baca Lanjutannya..

19 Sep 2012

"kotak dekaem"

1 komentar
Bismillahirrohmanirrohiim.
   
Bang juke kesal, jepit dekilnya hilang di masjid, terpaksa harus pulang nyeker. Suara petasan nakal itu membuat bang Juke triple bete, dan niatnya ingin takbiran  didepan mik masjid pun buyar sudah. "Bukan masalah jepitnya, tapi pesan cintanya itu loh yang gak nahan, itukan jepit dari almarhumah bini gue" bang Juke terpaksa curhat sama toa masjid.
"Si Juke ngacir kemana mang Oleng? lebay banget tuh marbot, karpet buat besok ied belum juga digelarin?" ketua DKM sedikit marah sambil komat-kamit. Jari-jari lincahnya mulai mijit tuts henpon smartnya. Pesan pendek pun tiba ke nomor bang Juke.

Juke,plis deh cepetan ke masjid!

Juke bengong bukan kepayang, bergegas kembali ke dalam masjid. Jepit bututnya entah kemana, besok sudah ied, jepit itu alas paporit nya karena mengandung pesan cinta didalamnya, hadiah dari isterinya yang meninggal 2 tahun lalu. Juke heran masih ada saja yang tertarik dengan sandalnya.
Malam takbiran yang heboh, petasan dan air mancur tidak berhenti pamer suara, saling bersaing ketat dengan suara takbiran kakek-kakek yang powernya melemah, mirip kerja henpon jadul yang lowbet, endut-endutan. 

Jreng...jreeng! ketupat dan opor itu pun dikeluarkan dari rantang stainless oleh mang Oleng karena lama menunggu Juke nongol. Ketua DKM duduk narsis sambil nyeruput kopi legam sambil sesekali berkhotbah pada jamaah takbiran yang sedang asyik menikmati santapan jasmani. Ketupat, opor ayam dan sambal goreng ati yang dikirim oleh jamaah ibu-ibu magrib tadi, hampir jadi kebiasaan yang turun temurun sejak zaman pendiri Masjid Al bary, budaya kirim-kirim ketupat  menjadi kenikmatan tersendiri tiap kali malam takbiran datang. Pandangan Pa haji tertuju pada mang Oleng "Mang Oleng, kotak amal cepet di itung yah biar langsung di rekap". Mang Oleng manggut.

Sudah cukup malam, suara takbir makin syahdu, bang Juke sudah mulai melupakan  jepit cintanya, mulai merapat mendekati ketua DKM dan berbisik "THR saya mana pa haji?". Ketua DKM pura-pura sibuk nge-check duit kotak amal. Bang Juke tarik nafas spesial, hatinya berteriak "gue! Lo? END...". Pak haji cuek sambil asyik selonjoran, menempel di tiang masjid “masalah buat lo?”.

"Jukey...cepetan makan tupat, lumayan masih ada ketek ayamnya nih buat lo" mang Oleng unjuk peduli, Juke manyun tiada tara. Juke merapatkan jidatnya ke karpet masjid sambil memeras hampa tangannya "heran, orang kismin kaya gue masih ada aja yang ngerjain". Sesaat Ketua DKM pun mendenger suara Juke dan langsung nyamber "pede banget sih lo juk, kesannya cuma lo doang yang dikasi cobaan, gue juga kaleee". Juke keki "maksudnya??". "Cobaan gue jauh lebih berkualitas dari lo juk, secara gue lebih kaya, lebih ganteng en bobot badan gue lebih berat dari lo" sambil benerin cincin mahalnya.
Juke berbalik badan, mukanya makin terlihat jauh dari tampan, "trus RHT saya kapan pa haji?" memainkan bibir tebalnya. Ketua DKM manyun, mencoba kesal pada juke, tapi bukan waktu yang tepat. Bicara perlahan "Betewe RHT itu apaan sih mabrow?" ketua DKM serius gak ngerti. Juke memejamkan mata, tarikan nafasnya jauh lebih pasrah, melek, perlahan telunjuk kanannya lincah memberi isyarat jawaban ke pa haji, mirip adegan seorang profesor yang menulis dilayar digital bening di film-film fiksi ilmiah. Kumis ketua DKM jingkrak pertanda protes, pak haji mulai berpetuah "mabrow Juke yg montok, RHT alias THR itu jangan di arepin..mimpiin aje". Tanpa komando Juke langsung meraih Mang Oleng, mencoba cari bantuan. Mang Oleng pasif cuma membantu dengan senyum. Juke pingsan...GABRUG! ada noda darah menetes di lantai masjid, tidak banyak.

***

Suara petasan monoton itu tidak lagi centil terdengar. Takbiran malam itu serasa kecut buat Juke. Jepit lovely, THR, semuanya menyebalkan.  Mang Oleng dan Ketua DKM terpaksa menunggu Juke yang masih pingsan, jamaah takbiran sedikit demi sedikit mulai meninggalkan masjid. Aroma ketiak rese menusuk hidung mancung bang Juke dan membangunkan dari tidur sementaranya. "Juke lo udah sadarkan? ayo buruan cepet gelar karpet!" ketua DKM melempar komando. Juke berusaha tegar, bergegas, karpet pun mulai direbahkan diatas lantai masjid. Namun hatinya belum sepakat dengan nasibnya.
Menuju tengah malam, keringat Juke tampak macho, mang Oleng nguap, ketua DKM berdiri setengah doyong. "Juke jangan lupa! kotak amal gembok yee!". Juke masih diam, gembok sombong itu pun dipasang manis di ujung kotak buluk, diletakkan disudut masjid sampai bunyi 'DUG!' pak haji kaget. Juke cuek, badannya keringat dingin, perutnya  laper kuadrat. Mata mang Oleng sudah tidak kompak dengan tugas-tugas ketua DKM. Sarung funky nya mulai bekerja menutupi badan kurusnya. Bismika Allahumma ahya wa bismika... pulas mantap. Juke garuk-garuk melihat aksinya mang Oleng. Ketua DKM masih eksis "Juke gue cabut duluan yah, besok kan gue mo sambutan pas ied, jadi gue mo latihan dulu malem ini" kibas sorban. Juke mupeng menunggu jawaban THR nya. "THR lu indent ya Juk". GUMPRANG! suara tutup kaleng cat kosong jatuh egois, ulah tengil kucing belang. Juke merasa mendapatkan sound effect  yang spektakuler. Protesnya di amini.
Malam kemenangan bertabur takbir itu belum jadi milik Juke sepenuhnya. Pingin jepit buat ied besok, pingin beli tapi uangnya kurang. "Pa haji..,punya stok jepit gak dirumah?" Juke menunggu solusi. "Tadi minta THR sekarang jepit, klo jepit rambut mau?" ketua DKM rese. Juke sangat berhak manyun mendengar respon ketua DKM, tapi Juke lebih memilih nyengir lebih elegan katanya. Masjid Al-Bary mulai berembun, romantis time...

***

Pagi yang keren, takbir bergema indah dipelosok kampung. Jamaah ied mulai bermunculan.Warna-warni baju lebaran makin berseliweran. Mang Oleng mencoba berdandan keren, koko putih, peci hitam dan sorban kotak-kotak menempel didadanya. Kotak amal sudah mejeng rapih dipinggir-pinggir shaf. Juke terpaksa harus memakai bakyak inventaris masjid, meski suara pantulan bakyaknya bawel Juke tetap pake, karena tak ada pilihan.
"Juke, doain yah biar sambutan gue memukau" ketua DKM minta support. Aroma minyak wangi barunya membuat masjid serasa pindah mendadak ke pasar buah. Telunjuk dan jempol janjian memijit genit hidung Juke. Bau minyak wangi ketua DKM sangat destruktif, Juke ingin menjauh tapi posisinya mentok disudut tembok.
Shaf depan masih renggang. Sementara jamaah lebih suka merapat dekat pintu keluar, alasannya gerah. Mang Oleng jadi guide of shaf paling modis pagi itu. "Jukeey...rantang bekas opor semalem ditanyain bu haji tuh" teriak Mang Oleng seimut mungkin. Juke mengedipkan mata kearah mang Oleng, tanda menggoda. Alis mang Oleng naik sekian centi, salah tingkah. Gema takbir kian lembut terdengar. Ketua DKM terus membangun pencitraan. “Haaaachiim!!” Juke bersin. Sambutan sekaligus laporan kegiatan Masjid Al-Bary menjadi bagian palih wow buat pa haji, senyum lebar lima jari menjadi intro sambutannya pagi itu. "ehem..ehem...test...test...bla..bla" ujung mik mendadak banjir bandang. "Amiiiiiiiiiiiiiiiiin..." jawaban mantap jamaah ied membuai ketua DKM melambung tinggi, pa haji bangga bukan main.
Sholat pagi itu begitu sejuk. Juke, mang Oleng dan pa haji ikut syahdu dalam lantunan bacaan imam.

***

Semua melepas maaf, idul fitri menjadi kemenangan hati buat orang-orang yang bertaqwa. Mata Juke pedih, konsentrasinya pecah. Sepasang alas itu dikenalnya, baru saja melintas dihadapannya. Pandangan Juke masih pada target, batinnya sibuk. Insan itu jauh tidak sempurna, matanya mati, miskinnya jelas, ia berjalan dengan wanita lanjut usia. "ALLAHUAKBAR!" tangan kanan Juke melesat menutupi mulutnya. Prasangka buruk semalam mulai menguap pelan "dia lebih butuh,tapi kenapa harus nyolong??". Angin menghempas kerudung tipis nenek tua itu, pondasi tubuhnya yang renta masih mampu menopang badan pria buta itu, nafasnya patah-patah. Juke terdiam.
Duo jepit lusuh yang menempel mesra dikaki wanita renta itu tampak longgar namun terlihat akrab. Juke menunduk, memandang miris bakyak  dikakinya. Jepit kucel itu memang hak Juke, keyakinannya mantap karena ada sedikit irisan love diujung belakang jepit itu yang menjadi ciri khas. Buat Juke jepit itu saksi bisunya kelak. Tatapan Juke basah. "Barang butut itu yang ngejaga saya dari najis nek, saya gak mau rumah Allah kotor karena noda yang saya bawa ne, KEMBALIKAN!!!" Hatinya bergemuruh.
Lembaran koran kadaluarsa terbang ditiup angin, banyak sekali. Wanita renta itu terus berjalan lemah bersama laki-laki buta menjauhi masjid. Juke teduh, entah mengapa lisan Juke begitu susah untuk berteriak memanggil nenek tua itu. Apakah hatinya terpaksa ikhlas menerima? wajahnya mendung dipagi yang mulai hangat.
Teriakan itu justru datang dari belakang, begitu keras memecah. "JUKEEY!! Kotak amal masjid di libas maling!!" mang Oleng berang dan lari mengejar pencuri. Wajah Juke merah,"LAKNATULLOH ALAIHIM!". Raut muka Juke menajam, larinya melesat cepat. PRAAKK! Bakyak itu pun putus!. Jamaah yang ada kaget, teriak histeris. Ketua DKM batal tebar pesona.
Energi iman yang hadir menguatkan Juke, terus berlari, mengejar tanpa jeda. Mang Oleng geram dan terus meluncur. Idul fitri menangis...

***

Rumput Masjid menggeliat, jamaah mulai berpamitan. "Panitia Ied dodol banget sih! jaga kotak amal aja gak becus!" bibir ketua DKM maju total. Engsel Masjid berdecit kesal, mungkin bete dengan pa haji, marahnya jadul, tidak islami. Pak haji bergerak labil keluar masjid, mencoba melihat keadaan yang terjadi, seketika itu juga ketua DKM menjerit, berdarah. Tumit ketua DKM menjadi korban. Ujung paku dan karet bakyak itu cuma membisu, darah segar mengalir tanpa perintah. Tangan kanannya ikut mengiba. Bercak merah itu menempel tegas di kain putih ketua DKM, melebar. Pa haji tak sadarkan diri. Ada apa dengan Syawal perdana ini??
Lekukan kening Juke makin tegas, giginya geram, kepalan tangannya kencang. Koko coklatnya penuh keringat. Kotak amal itu pun belum terlihat juga. Debu jalan menyapa Mang Oleng, butirannya masuk. Mang Oleng mengucek matanya tidak se-kali. Tenaganya butuh di cas. "Lebaran macem apa ini!" keluh mang Oleng.  Juke dan mang Oleng sudah 2 kilometer menjauhi masjid, pengejarannya hampir koma. Ini kolaborasi perdana mengejar maling yang sungguh menyebalkan.

***

Angin pagi itu bertiup kencang, pohon dan batang padi bergoyang lincah, panas sekali. Juke melihat ada yang aneh dibibir sawah. "gue balik juk, cape gue!" mang Oleng mundur, pergi meninggalkan Juke. Juke tak bergeming sedikitpun, matanya menancap ke arah pematang sawah "KAMPRET! ini kotak amalnya ketemu!!!". Kondisinya sudah rusak, gerendel kotak itu koyak, gemboknya sudah tak berdaya, isinya LUDES. Kotak itu nyungsep mencium lumpur sawah, ada jejak tertinggal disana. Juke membatin, jejak itu sangat dikenalnya. Jepit kiri bututnya bersandar dikotak malang itu, hatinya bertanya tegas. Jepit sebelah kiri, NENEK renta itu???. Entah mengapa batin Juke semakin sesak, matanya memejam. "Allahuakbar! saya sedang berusaha belajar mengikhlaskan itu buat nenek, tapi kenapa?? berat buat saya meluruskan niat untuk tetap berprasangka baik, kotak amal masjid ini PUNYA UMMAT!!! Juke berteriak diujung sawah.

***

Matahari syawal makin mencubit, panasnya cukup nakal. Juke berkuah keringat, kakinya tanpa alas kotor dengan balutan lumpur sawah. Juke pulang dengan kotak kosong. Masjid sudah sepi, keramaian idul fitri mulai terurai. Juke langsung menuju kamar wudhu, keran plastik itu malu-malu mengeluarkan debitnya, keluar perlahan, sedikit tapi pasti, Juke membersihkan kotoran dari kakinya.
Juke mencari bakyak masjid pinjamannya."Astagfirulloh...darah??PAKU KARAT!! " Juke kaget dan terus mewawancarai hatinya, cemas melanda. Hatinya berdebat hebat dengan dirinya, belum berhenti. Pencuri kotak amal masih menjadi kasus anehnya. Juke menatap paku karat, MASIH TERHUNUS!. Juke beranjak membersihkan darah dari halaman masjid. Bakyak yang dipinjamnya itu sudah tidak layak lagi untuk di pakai. Juke bingung, kakinya belum beralas, diluar panas. Pikirannya meluncur pada 3 huruf, T H R !. "Semoga pa haji ngasih THR hari ini" Juke garuk-garuk. Kakinya masih bergerak-gerak bingung. Juke gemas, mondar-mandir cari alas kaki, kemana harus dicari.
Lalu lalang warga yang saling mengunjungi kerabat menjadi pemandangan manis pagi itu. Tiba-tiba henpon Bahela Juke bergidik, "Jukeyy, ketemu kotak amalny? Jukey, kita ke pa haji yo, doi kena musibah,lo dmn skrng?" Mang Oleng sms. Jempol Juke malas goyang karena pulsa henponnya habis. Juke nyengir "semoga mang Oleng gak butuh balesan".
Bret...bret...bret... knalpot jorok bebek besinya mang Oleng menyapa Juke, cari sensasi . Juke tersenyum bahagia "alhamdulillah ya Robb..". Mang Oleng heran, senyum Juke tidak seperti biasanya, geli. "Jukey! lo kayak cacing lagi jatoh cinta aja". Juke malah asyik memeluk tiang masjid, erat sekali. Bebek besi mang Oleng hampir bengek, suaranya mulai serak. "Mang pinjem sendal dong, sendal lebaran juga gak apa-apa ko" Juke berkedip-kedip, merayu. Sambil melongok isi bensin, "Oo..ada sih punya engkong gue, doi udah bosen, tapi warnanya pink lho, mau?" mang Oleng memberi harapan pada Juke. Respon mang Oleng bikin Juke shock, tapi hanya beberapa detik. "yang penting aye bisa silaturahim lah mang Oleng" rasa pedenya terusik, malu tapi mau bagaimana lagi. "Yoyoy Jukey! mampir ke rumah gue dulu terus kita ke tempat pa haji".
Tarikan gas bebek galau itu membuat spirit silaturahim Juke makin nonjok. Juke duduk manis di jok belakang, kini kakinya tak kesepian lagi. Sandal pinjaman mang Oleng bikin Juke jadi seleb karbitan, jadi mirip boyband.
Kabar berhembus dari warga, bebek besinya mang Oleng belok arah, bukan ke rumah ketua DKM tapi ke langsung ke rumah sakit. "pa haji ternyata masuk IGD juk, kakinya kena TETANUS!".
Ingatan Juke balik ke paku karat di halaman masjid, lisannya beristigfar. "Mang Oleng, setau saya pa haji juga punya penyakit 'gula basah' kan yah??". Bebek besinya mang Oleng pucat pasi, lajunya mulai lambat. Ternyata roda belakangnya bocor. Mang Oleng tak mau bleng, ini bukan yang pertama kali. Juke celingukan "Oemji, motornya minta sedekah nih mang Oleng!"."Jukey, dari tadi udah gue sedekahin mulu, gigi gue sampe kering ngasi senyum ke nih bebek" Mang Oleng manyun. Juke tersenyum lebar. Mang Oleng gigit jari karena bebeknya minta dimanja.
Juke terkejut hebat, cepat menatap sosok yang tidak asing, PRIA BUTA itu! "innalillahi! Pria buta itu masuk ke mobil rush hitam tanpa dampingan, gagah dan sigap sekali. Juke mengejar, sandal pink-nya melesat membentur kaca belakang roda empat itu. "Allahuakbar! Laki-laki itu GAK BUTA??" Juke lemas nafasnya random. Tiba-tiba hidung Juke mengeluarkan darah, Juke tak peduli dan terus mengejar laju mobil itu, tiba-tiba kaca rush itu terbuka dan melemparkan benda yang sangat tidak asing buat Juke, jepit kanannya. BRAKK!! terdengar teriakan seorang nenek tua kencang sekali, roda empat itu banting stir dan memakan korban pengendara motor yang sedang melaju kencang. Seorang pengendara motor kopling itu terlempar dan menimpah tubuh Juke. Darah dihidung Juke terus keluar pandangannya mulai kabur.
Langit Syawal putih tanpa biru, sengatan panasnya menembus kulit. Mang Oleng membanting bebek besinya, histeris, takut. "JUKEYY !!". Sengatan panas membuat warga enggan keluar rumah. Mang Oleng luar biasa panik, sulit cari bantuan. Mang Oleng langsung menghampiri rush hitam itu, “Keluar kalian!” membentak keras. Wanita tua itu menangis dan berusaha mencari pertolongan. Pria paruh baya yang bersama nenek tua itu terluka. “saya pernah liat kalian tadi pagi dimasjid,uang receh apa ini?? “nada suaranya meninggi. Tabrakan itu memakan korban tidak hanya si pengendara motor, tapi Juke. Kondisi Juke mencemaskan, sekuat tenaga mang Oleng menguatkan langkah, tubuh Juke tumbang dipunggung mang Oleng, banjir darah. Air mata mang Oleng bercucuran “Toloooooooooong....”. Mobil rush itu pun berusaha kabur bersama nenek pencuri itu.


***

Denyut nadi ketua DKM belum normal. Tumit kanannya membengkak hebat, berat badannya menyusut, belum sadarkan diri, keluarganya menangis. Vonis gula basah sudah sangat menyiksa, paku karat  itu jadi racun kepedihan ketua DKM. Tetanus itu menusuknya cepat, kini pa haji koma.
Seisi ruangan itu mengucap doa, ketua DKM tak berdaya, fisiknya melemah, turun makin ekstrim. Hening, cairan infus seperti ikut berduka, tetesannya melemah. suasana kamar rumah sakit itu sudah tidak ada kata hanya selembar kain putih yang menutup wajah ketua DKM. Jiwa pa haji kembali, pulang kepada Alloh.

***
Juke perlahan, berbisik pelan pada mang Oleng "Mang Oleng, makasih buat pinjaman sandalnya yah, saya kangen pa haji, titip salam buat beliau dan jamaah masjid yah". "Jukey...jamaah sayang lo, masjid sepi kalo lo sakit, maafin gue yah, maaf banget THR lo sebenarnya  ada di gue, kemaren gue pinjam dari pa haji untuk nebus obat ibu gue yang sakit keras, Juke jangan marah sama gue yah" mang Oleng menangis hebat. Angin kering bertiup kencang "Insyaallah aye ridho mang Oleng, mang aye kangen banget pingin ketemu pa haji, kangen pingin ketemu istri, titip 'kotak DKM' ya mang smoga gak ilang lagi.." Mata Juke  perlahan tertutup rapat, lisannya mengucap asma-Nya. Siang itu Juke dipanggil Alloh untuk selama-lamanya. Tangis mang Oleng memecah kesepian...selamat jalan bang juke, selamat jalan ketua DKM...


“Wahai jiwa-jiwa yang tenang, kembalilah pada Tuhanmu dengan hati yang Ridho & diridhoi Nya, maka masuklah kedalam golongan hamba-hamba Ku & masuklah kedalam SurgaKuQs. Al Fajr : 27-29
Maha benar Alloh dgn segala firmannya...

THE END

Terinspirasi dari cerita sesaat seorang teman cleaning service dikantor,
yang ’sebel’ karna kotak amal masjidnya di curi maling pas idul fitri 1433 H.
(Thanks mas mimi & tante Uus)

Sepanjang Angkot & Bus Depok-Cibitung, 4 September 2012


Baca Lanjutannya..